Wednesday, September 23, 2009

Tak Usah Kau Tangisi!!!

Ring Road Utara Jogja, sore hari.
Kucing itu terlindas mobil Avanza, tepat di depanku. Lalu menggelepar-gelepar, berdarah-darah. tangisku pecah seketika. Aku menjerit-jerit dan meraung-raung seolah ikut merasakan yang dirasakan kucing itu. Kucing kecil itu berbulu coklat, gendut dan lucu.
"Kenapa kamu nyebrang, pus? Udah tau jalanan ramai!" teriakku sambil menangis.
Aku sendiri tidak bisa berbuat apa-apa. Di jalan yang berlajur-lajur, semua kendaraan berkecepatan tinggi.
"Sudah!!! Tak usah kau tangisi kucing itu! Tak ada gunanya. Tangismu tidak akan memutar waktu, atau menyelamatkan kucing itu!" suara suamiku di sela-sela tangisku.
"Lebih baik kamu berdoa, bila sehat itu lebih baik, semoga kucing itu sehat kembali seperti sedia kala. Kalau sakitnya menyengsarakan dia, semoga Alloh mengambil nyawanya. Bila itu yang terbaik menurut Alloh."
Berangsur-angsur tangisku mereda. Ya benar, buat apa menangis, menangis tidak akan menyelesaikan masalah, tidak akan membalikkan waktu, tidak akan merubah semua seperti yang kita mau. Menangis bisa membuat lega, membuat beban sedikit berkurang. Tapi tidak menyelesaikan masalah.
Lirih ku berdoa dalam hati. Semoga Alloh memberikan yang terbaik untuk kucing kecil itu. Bila sehat yang terbaik menurut Alloh, sehatkanlah dia. Bila kematian yang terbaik menurut-Nya, matikanlah dia, daripada dia menderita sakit yang berkepanjangan. Amiin...
Perlahan tangisku pun mereda. Senja menjelang... akhirnya kita tiba di Solo, setelah melewati hari yang penuh cerita di Magelang.

No comments:

Post a Comment